Pada hari Senin, indeks saham berjangka AS mengalami penurunan tajam dan hanya berhasil pulih sebagian pada hari Selasa, gagal mencapai tingkat perubahan "positif". Futures S&P 500 turun sebesar 0,8%, sementara futures NASDAQ turun hampir 1%. Tren negatif ini juga tercermin di pasar Asia, menyusul keputusan Presiden Donald Trump untuk memberlakukan tarif impor terhadap Kanada dan Meksiko serta membatasi investasi Tiongkok.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun sebesar 3 basis poin, dan seperti yang diperkirakan, harga emas melonjak untuk memecahkan rekor tertinggi karena para investor mencari aset yang aman. Bitcoin dan aset berisiko lainnya juga mengalami penurunan, anjlok ke tingkat kritis. Penurunan ini disebabkan oleh pengumuman Trump terkait tarif impor baru yang akan berlaku bulan depan, bersama dengan arahannya yang membatasi pengeluaran Tiongkok di sektor-sektor strategis.
Setelah beberapa bulan yang tenang, S&P 500 mengalami penurunan tajam pada 23-24 Februari, menandai penurunan pertama sebesar 1% atau lebih dalam 35 sesi trading terakhir. Sejak pemilu November, indeks ini tetap berada dalam rentang yang sangat sempit hanya 4%, rentang terkecil sejak 2017. Penting untuk diingat bahwa memilih kondisi trading yang optimal sangat penting untuk kesukesan investasi jangka panjang di saham AS, karena faktor-faktor seperti komisi, spread, dan akses pasar secara langsung memengaruhi keuntungan akhir.
Penurunan pasar terjadi tepat sebelum rilis laporan penting dari NVIDIA, yang kemungkinan tidak akan mengecewakan para investor. Namun, meskipun ekonomi masih menunjukkan tanda-tanda kekuatan, pembeli tetap langka. Morgan Stanley memprediksi bahwa ketertinggalan indeks saham AS di belakang pasar Eropa dan lainnya tidak akan berlangsung lama. Dalam kondisi volatilitas pasar seperti ini, keputusan trading yang bijaksana dapat secara signifikan meningkatkan modal Anda.
Pasar melemeh pada pagi hari, tetapi para investor tampaknya melihat ini sebagai kesempatan bagus untuk membeli saham dengan harga diskon, terutama di sektor mega-cap. Namun, gelombang antusiasme ini dengan cepat memudar, dan pada akhir hari, indeks utama mendekati posisi terendah harian mereka. Penjualan ini dipicu oleh pengumuman Presiden Trump bahwa tarif impor terhadap Meksiko dan Kanada akan diberlakukan, meskipun tertunda selama sebulan.
Berita ini, ditambah dengan melemahnya saham perusahaan besar seperti Nvidia (-3,1%), Microsoft (-1,0%), dan Amazon (-1,8%), berkontribusi pada penurunan di sore hari. Di sisi yang lebih positif, Apple mengumumkan rencananya untuk menginvestasikan lebih dari $500 miliar dalam ekonomi AS selama empat tahun ke depan, yang menyenangkan para investornya. Rumor mulai beredar bahwa investasi ini dapat membebaskan perusahaan tersebut dari tarif impor. Meski demikian, sentimen pasar secara keseluruhan tetap pesimis.
Di tengah volatilitas di pasar saham, penurunan sentimen positif di kalangan raksasa teknologi menjadi faktor utama di balik penurunan Nasdaq. Palantir mengalami penurunan signifikan, melemah 10,5%, dan sekarang hampir 30% di bawah rekor tertingginya. Sementara itu, saham Nvidia turun 3,1% menjelang rilis laporan pendapatannya, yang dijadwalkan pada hari Rabu.
Di sisi yang lebih positif, Apple berhasil meningkatkan nilainya sebesar 0,6%, berkat rencananya yang ambisius untuk menginvestasikan $500 miliar dalam ekonomi AS selama empat tahun ke depan, yang akan menciptakan 20.000 lapangan kerja baru. Ini menunjukkan bahwa trading saham AS bisa menjadi salah satu cara paling menguntungkan untuk menghasilkan uang di pasar keuangan, karena saham perusahaan terkemuka seringkali memberikan hasil yang mengesankan.
TAUTAN CEPAT